Bancana dari Hujis, Batu Hitam Pembawa Petaka


“Ruziate, bisakah kau cepat sedikit?! Kita sudah terlambat! Apakah kau ingin membuat Paragoze marah seperti satu abad lalu?!” teriak gadis berambut pirang yang memakai gaun putih dan membawa kunci emas di tangan kirinya di depan sebuah kamar.

“Iya, sebentar!?! Aku hanya tinggal merapikan rambutku!” teriak Ruziate dari dalam kamarnya.

JEGLEK, terdengar pintu kamar terbuka. Terlihat sesosok laki-laki berambut pirang cerah, mengenakan setelan jas berwarna putih menyeringai kepada kakak perempuannya, Karliazee.

“Ayo cepat! Aku tak ingin mereka marah besar kepadaku!”sembari berjalan menuju tangga dan menuruninya. Setelah menaiki sebuah kereta naga, mereka berdua pergi kie Hartius, sebuah tempat untuk acara resmi di Bargoze.

Sesampainya di Hartius, mereka disambut oleh dua pria berperawakan besar, namun memiliki wajah yang ramah.

“Yang mulia, semua Paragoze telah menunggu anda sekalian sejak tadi” sapa pria besar yang memiliki kumis yang tebal.

“Maafkan kami, Guzp! Tolong antarkan kami ke Ruangan Utama” perintah Karliazee bijak.

Setelah mata kedua kakak-beradik itu ditutup sebuah kain emas, tidak sampai satu menit, mereka berdua sudah sampai di depan pintu besar berwarna coklat emas dengan pegangan yang hampir mencapai setengah meter. Dengan sigap, Poeds, makhluk sejenis jin dengan tinggi dapat mencapai 3,5 meter, segera membuka pintu Ruang Utama tersebut.

“Beri hormat kepada Yang Mulia Karliazee dan Yang Mulia Ruziate” sebuah suara menggema di seluruh Ruangan Utama. Para Paragoze pun menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan.
Dengan cepat, Karliazee dan Ruziate segera menuju kursi utama yang berada di depan para undangan, di belakang sebuah meja besar yang terbalut emas murni.

“Selamat datang, Paragoze yang terhormat! Maafkan atas keterlambatan kami untuk menghadiri Sidang Bulan Purnama malam ini. Seperti yang tiap abad kita lakukan, tanpa membuang-buang waktu, mari kita lihat takdir apa yang akan terjadi satu abad ke depan.”sapa Karliazee bijak kepada Paragoze. Dengan segera, Karliazee menyerahkan kunci emas berukuran 30 cm yang sedari tadi dipegangnya, kepada adiknya, Ruziate.

“Demi Sxury yang berkuasa di Negeri Alam Tengah, demi Hizaet yang berkuasa di Negeri Alam Bawah dan demi Biruit yang berkuasa di Negeri Alam Atas. Liuty,  tunjukilah kami takdir atas Negeri Alam Atas, Bargoze!” teriak Ruziate lantang.

Beberapa detik, setelah Ruziate membuka meja raksasa, keluarlah sebuah bola Kristal putih yang membuat mata seluruh Pargoze silau. Tidak berapa lama, ruangan pun berubah menjadi gelap dan hanya ada satu cahaya terang, yaitu dari Liuty, bola Kristal putih. Kemudian, bagaikan sebuah film tiga dimensi terlihat kehidupan Negeri Bargoze. Awalnya, yang terlihat hanyalah kehidupan Bargoze yang tenang dan damai, namun tiba-tiba ada kekuatan asing dari sesuatu yang membuat seluruh warga Bargoze berubah menjadi zombie. Semua orang yang menghadiri Sidang Bulan Purnama, tercengang tidak percaya. Tidak sampai 2 menit, film tiga dimensi itu pun berakhir. Lampu kembali menyala dan semua orang tampaknya sangat terkejut, tak terkecuali Karliazee dan Ruziate. Ruang Utama menjadi sangat ramai oleh rasa risau para Paragoze.

“Tenang-tenang wahai Paragoze! Yang tadi kita lihat bukanlah sebuah bencana yang tidak bisa kita atasi! Jauh sebelum masa pemerintahan saya dan adik saya, Raja Vutyr dapat mengatasinya. Apakah kalian sudah lupa tentang semua itu?”tanya Karliazee.

“Maafkan saya Yang Mulia! Bukan saya ingin berbicara lancang, namun Raja Vutyr, Ayahanda Yang Mulia pada saat itu telah menginjak usia yang cukup matang, yaitu 35 abad, sedangkan Yang Mulia Karliazee dan Yang Mulia Ruziate, belum genap 10 abad. Bagaimana kami semua bisa tenang?”ucap salah satu Paragoze yang dituakan, umurnya sekarang sudah 100 abad. Ruangan pun kembali riuh.

“Saya menyadari itu wahai Hujf Yang Agung! Namun apakah kita sebaiknya disini memikirkan cara untuk menghindari atau memusnahkan kekuatan gelap itu? Apakah anda semua yang berada di sini tidak ada yang mengetahui mengenai kekuatan gelap itu?”tanya Karliazee.

“Yang saya tahu Yang Mulia, yang bisa memusnahkan Bargoze hanyalah Sxury, Hizaet, dan juga Biruit, kekuatan yang Negeri kita miliki. Namun, saya tidak pernah sama sekali mengetahui, kekuatan gelap apa yang mampu membuat seluruh warga Bargoze menjadi zombie”sahut Kopyr, salah satu pimpinan tertinggi Paragoze.

“Kalau begitu adanya, mungkin kita akan mengadakan Pertemuan Istimewa di Ruang Utama dalam waktu dekat. Kita tidak punya banyak waktu lagi, Biruit sebentar lagi pasti akan bersinar dan ruangan ini pasti akan lenyap. Wahai para Paragoze, saya minta kalian tidak menyebarkan hal ini kepada rakyat Bargoze terlebih dahulu. Saya tidak ingin mereka gelisah dan menambah keruh suasana. Saya harap kalian mengerti. Terima kasih sebelumnya, Sidang Bulan Purnama ini, saya tutup. Terima Kasih”akhir Karliazee.
Seluruh Paragoze pun segera keluar Ruang Utama. Karliazee dan Ruziate pun juga keluar dengan tata cara yang sama seperti saat mereka masuk; mata ditutup kain emas dan tiba-tiba mereka sudah sampai di lobi Hartius. Mereka juga diantar kereta naga yang sama menuju Istana Bargoziz.

-*-

“Jadi anda tidak tahu kekuatan gelap apa itu?”tanya Karliazee tidak percaya.

“Maaf Yang Mulia, saya sudah mengecek semua buku yang saya punya ditambah buku kuno di perpustakaan pribadi milik Ayahanda Yang Mulia. Sekali lagi maaf Yang Mulia” ratap Kopyr sedih.

“Terima kasih Kopyr, entah apa jadinya Negeri ini jika tidak ada engkau dan Paragoze yang lain. Jika engaku tahu mengenai Kekuatan gelap itu, segera beritahu saya atau adik saya. Saya permisi pamit dulu”. Seketika itu, Karliazee berjalan lunglai keluar dari Fopcs, kantor utama Pemerintahan.


-*-



My World Now!

Hai guys! Seneng banget bisa ngisi blog ini lagi *abaikan...
Sekarang sama dulu udah beda banget! Dulu aku yang murid smp, udah murid sma. Yah, mungkin telat kali ya baru cerita sekarang, tapi beneran deh, lebih nyesel lagi kalo aku gak pernah cerita sama kalian.

Hmm, aku sekarang sekolah di SMAN 1 Balikpapan, tepatnya di kelas X-3. Rasanya seneng banget bisa sekelas sama temen-temen yaang asik kayak temen-temen di X-3. Orangnya lucu-lucu, banyak banget lagi yang dulunya teman SMP. Otomatis, proses adaptasi jadi lebih mudah. Yah, sebagai makhluk sosial, kita pasti gak pernah luput dari bantuan orang lain kan? Temen-temen di X-3 bener-bener baik banget. Yah, walaupun ada aja sih yang jadi bahan gosip kelas, tapi yang kayak gitu cuman 1 atau 2 orang aja jadi gak begitu ngaruh buat aku.


Oh iya, meskipun aku udah SMA tapi, hobi aku tetap sama; BERNYANYI. Maunya sih ikut ekskul Padsu alias Paduan Suara, tapi aku minder banget cause anak Padsu suaranya mantep-mantep banget*nangis bombay di pojokan.Jadinya, aku milih ekskul Olimpiade Kebumian. Tapi sayang, aku gak juara di seleksi Kota :( Waktu itu, sempet down banget waktu tahu gak lolos seleksi Kota. Soalnya, udah ngarep banget bisa sampai nasional kayak abangku. Tapi, yah udah jadi takdirku mungkin gak pernah bisa menang kalo ikut lomba gituan*sabarrr..

Tapi, aku gak terlalu kecewa sih, karena aku sempet juara waktu ikut lomba debat*menghibur diri..
Yah, walaupun cuman juara 2, tapi not bad lah daripada gak sama sekali.

Mungkin cukup kali yah untuk sekarang. Bye..