Bancana dari Hujis, Batu Hitam Pembawa Petaka


“Ruziate, bisakah kau cepat sedikit?! Kita sudah terlambat! Apakah kau ingin membuat Paragoze marah seperti satu abad lalu?!” teriak gadis berambut pirang yang memakai gaun putih dan membawa kunci emas di tangan kirinya di depan sebuah kamar.

“Iya, sebentar!?! Aku hanya tinggal merapikan rambutku!” teriak Ruziate dari dalam kamarnya.

JEGLEK, terdengar pintu kamar terbuka. Terlihat sesosok laki-laki berambut pirang cerah, mengenakan setelan jas berwarna putih menyeringai kepada kakak perempuannya, Karliazee.

“Ayo cepat! Aku tak ingin mereka marah besar kepadaku!”sembari berjalan menuju tangga dan menuruninya. Setelah menaiki sebuah kereta naga, mereka berdua pergi kie Hartius, sebuah tempat untuk acara resmi di Bargoze.

Sesampainya di Hartius, mereka disambut oleh dua pria berperawakan besar, namun memiliki wajah yang ramah.

“Yang mulia, semua Paragoze telah menunggu anda sekalian sejak tadi” sapa pria besar yang memiliki kumis yang tebal.

“Maafkan kami, Guzp! Tolong antarkan kami ke Ruangan Utama” perintah Karliazee bijak.

Setelah mata kedua kakak-beradik itu ditutup sebuah kain emas, tidak sampai satu menit, mereka berdua sudah sampai di depan pintu besar berwarna coklat emas dengan pegangan yang hampir mencapai setengah meter. Dengan sigap, Poeds, makhluk sejenis jin dengan tinggi dapat mencapai 3,5 meter, segera membuka pintu Ruang Utama tersebut.

“Beri hormat kepada Yang Mulia Karliazee dan Yang Mulia Ruziate” sebuah suara menggema di seluruh Ruangan Utama. Para Paragoze pun menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan.
Dengan cepat, Karliazee dan Ruziate segera menuju kursi utama yang berada di depan para undangan, di belakang sebuah meja besar yang terbalut emas murni.

“Selamat datang, Paragoze yang terhormat! Maafkan atas keterlambatan kami untuk menghadiri Sidang Bulan Purnama malam ini. Seperti yang tiap abad kita lakukan, tanpa membuang-buang waktu, mari kita lihat takdir apa yang akan terjadi satu abad ke depan.”sapa Karliazee bijak kepada Paragoze. Dengan segera, Karliazee menyerahkan kunci emas berukuran 30 cm yang sedari tadi dipegangnya, kepada adiknya, Ruziate.

“Demi Sxury yang berkuasa di Negeri Alam Tengah, demi Hizaet yang berkuasa di Negeri Alam Bawah dan demi Biruit yang berkuasa di Negeri Alam Atas. Liuty,  tunjukilah kami takdir atas Negeri Alam Atas, Bargoze!” teriak Ruziate lantang.

Beberapa detik, setelah Ruziate membuka meja raksasa, keluarlah sebuah bola Kristal putih yang membuat mata seluruh Pargoze silau. Tidak berapa lama, ruangan pun berubah menjadi gelap dan hanya ada satu cahaya terang, yaitu dari Liuty, bola Kristal putih. Kemudian, bagaikan sebuah film tiga dimensi terlihat kehidupan Negeri Bargoze. Awalnya, yang terlihat hanyalah kehidupan Bargoze yang tenang dan damai, namun tiba-tiba ada kekuatan asing dari sesuatu yang membuat seluruh warga Bargoze berubah menjadi zombie. Semua orang yang menghadiri Sidang Bulan Purnama, tercengang tidak percaya. Tidak sampai 2 menit, film tiga dimensi itu pun berakhir. Lampu kembali menyala dan semua orang tampaknya sangat terkejut, tak terkecuali Karliazee dan Ruziate. Ruang Utama menjadi sangat ramai oleh rasa risau para Paragoze.

“Tenang-tenang wahai Paragoze! Yang tadi kita lihat bukanlah sebuah bencana yang tidak bisa kita atasi! Jauh sebelum masa pemerintahan saya dan adik saya, Raja Vutyr dapat mengatasinya. Apakah kalian sudah lupa tentang semua itu?”tanya Karliazee.

“Maafkan saya Yang Mulia! Bukan saya ingin berbicara lancang, namun Raja Vutyr, Ayahanda Yang Mulia pada saat itu telah menginjak usia yang cukup matang, yaitu 35 abad, sedangkan Yang Mulia Karliazee dan Yang Mulia Ruziate, belum genap 10 abad. Bagaimana kami semua bisa tenang?”ucap salah satu Paragoze yang dituakan, umurnya sekarang sudah 100 abad. Ruangan pun kembali riuh.

“Saya menyadari itu wahai Hujf Yang Agung! Namun apakah kita sebaiknya disini memikirkan cara untuk menghindari atau memusnahkan kekuatan gelap itu? Apakah anda semua yang berada di sini tidak ada yang mengetahui mengenai kekuatan gelap itu?”tanya Karliazee.

“Yang saya tahu Yang Mulia, yang bisa memusnahkan Bargoze hanyalah Sxury, Hizaet, dan juga Biruit, kekuatan yang Negeri kita miliki. Namun, saya tidak pernah sama sekali mengetahui, kekuatan gelap apa yang mampu membuat seluruh warga Bargoze menjadi zombie”sahut Kopyr, salah satu pimpinan tertinggi Paragoze.

“Kalau begitu adanya, mungkin kita akan mengadakan Pertemuan Istimewa di Ruang Utama dalam waktu dekat. Kita tidak punya banyak waktu lagi, Biruit sebentar lagi pasti akan bersinar dan ruangan ini pasti akan lenyap. Wahai para Paragoze, saya minta kalian tidak menyebarkan hal ini kepada rakyat Bargoze terlebih dahulu. Saya tidak ingin mereka gelisah dan menambah keruh suasana. Saya harap kalian mengerti. Terima kasih sebelumnya, Sidang Bulan Purnama ini, saya tutup. Terima Kasih”akhir Karliazee.
Seluruh Paragoze pun segera keluar Ruang Utama. Karliazee dan Ruziate pun juga keluar dengan tata cara yang sama seperti saat mereka masuk; mata ditutup kain emas dan tiba-tiba mereka sudah sampai di lobi Hartius. Mereka juga diantar kereta naga yang sama menuju Istana Bargoziz.

-*-

“Jadi anda tidak tahu kekuatan gelap apa itu?”tanya Karliazee tidak percaya.

“Maaf Yang Mulia, saya sudah mengecek semua buku yang saya punya ditambah buku kuno di perpustakaan pribadi milik Ayahanda Yang Mulia. Sekali lagi maaf Yang Mulia” ratap Kopyr sedih.

“Terima kasih Kopyr, entah apa jadinya Negeri ini jika tidak ada engkau dan Paragoze yang lain. Jika engaku tahu mengenai Kekuatan gelap itu, segera beritahu saya atau adik saya. Saya permisi pamit dulu”. Seketika itu, Karliazee berjalan lunglai keluar dari Fopcs, kantor utama Pemerintahan.


-*-



“Hey, apakah kau tidak memikirkan nasib Negeri ini, hah?”tanya Karliazee kepada Ruziate di meja makan Istana Bargoziz.

“Aku pun juga memikirkannya, namun tidak sekeras Kakak!” tukas Ruziate sambil mengunyah steak sapi buatan chef Istana.

“Bisakah kau tidak bercanda? Ini merupakan masalah besar yang pertama bagi kita. Dan kau begitu santai mengatasinya?”tanya Karliazee tidak percaya. “Tadi siang, aku bertemu Kopyr, beliau pun tidak tahu mengenai kekuatan gelap itu” sambung Karliazee.

“Menurut instingku, kekuatan itu bukanlah kekuatan gelap. Kekuatan itu lebih kepada kekuatan luar biasa yang tersimpan dalam sebuah benda. Yang kita butuhkan sekarang adalah mencari tahu benda apa yang mengeluarkan kekuatan yang begitu dahsyatnya” imbuh Ruziate.

“Oh, kalau begitu pendapatmu. Aku hanya bisa percaya”ucap Karliazee seraya meninggalkan meja makan.


-*-

Malam itu pula, Karliazee mengunjungi kamar orang tuanya, Raja dan Ratu Vutyr, kedua orang yang di sayanginya itu telah meninggalkan Bargoze setelah kejadian tragis 5 abad yang lalu.

“Ayah, Bunda sekarang kalian dimana? Apa kalian masih hidup tau sudah…” Karliazee tidak meneruskan kalimatnya. Seketika itu pula, air matanya tumpah.


“Karliazee sayang, lepaskan tanganmu dari tangan Bunda, Sayang!  Cepat lari, biar Bunda dan Ayah yang disini. Bawa serta adikmu Ruziate, cepat pergi ke Douxe, selamatkan juga para Paragoze dan rakyat Bargoze lainnya. Buka pintu Douxe dengan mantera yang Bunda telah ajarkan. Cepat Sayang!” teriak Ratu Vutyr dan segera melepaskan tangan Karliazee dari tangannya. Karliazee pun segera berlari ke istana, membangunkan adiknya dan menyuruh seluruh rakyatnya untuk berkumpul di Douxe yang luasnya mencapai 10 kali lipat lapangan bola. Setelah kurang lebih 3 hari, akhirnya tidak terdengar lagi pertempuran. Dan ditempat kejadian, tidak terlihat tanda-tanda kedua orang tuanya. Sejak saat itu, Karliazee dan Ruziate dinobatkan menjadi Raja dan Ratu Bargoze yang baru dan dijuluki Yang Mulia Karliazee dan Yang Mulia Ruziate.

“Aduh, apa sih yang aku pikirkan? Ayah dan Bunda pasti sekarang ada di tempat paling indah” ucap Karliazee seraya meninggalkan kamar orang tuanya.

-*-

“Jadi, kekuatan itu berasal dari Negeri Alam Tengah? Kalau begitu siapkan perlengkapan dan bawa beberapa Paragoze serta Yuiop. Tolong cepat, karena waktu kita tidak banyak!”perintah Karliazee kepada Hujf.

Seketika itu pula, Karliazee pergi ke istana dan langsung member tahu Ruziate. Mereka pun langsung menyiapkan perlengkapan mereka dan segera menuju Fopcs untuk berkumpul.


-*-

Setelah menghabiskan waktu 2 hari, akhirnya mereka sampai di Negeri Alam Tengah, dengan jumlah rombongan 12 orang.

“Sekarang kita sudah dimana Kopyr?” tanya Ruziate.

“Sekarang kita sudah di Ibukota Negeri Alam Tengah, Zafergottan” jawab Hujf.

“Baiklah, susun jadwal agar kita segera bertemu dengan Raya Xuryx” perintah Karliazee.


-*-

“Ada apa Yang Mulia Karliazee dan Yang Mulia Ruziate menemui saya? Sebuah kesempatan yang langka anda semua dapat berkunjung ke Zafergottan” sambut Raya Xuryx ramah.

“Negeri kami akan mendapatkan musibah yang amat besar, 2 hari lagi. Dan menurut Paragoze, kekuatan itu berasal dari Negeri anda. Kekuatan itu menyebabkan seluruh warga menjadi kehilangan kesadaran dan berubah menjadi zombie. Dapatkah anda membantu kami untuk menemukan siapa yang dengan sengaja ingin menghancurkan Baragoze, Raja Xuryx?”tanya Karliazee

“Saya tidak berwenang untuk mengatakan siapa yang mempunyai kekuatan seperti itu, karena Negeri Alam Tengah melindungi seluruh warga negaranya, kecuali jika orang tersebut telah melakukan kerugian. Apalagi musibah besar itu datangnya 2 hari lagi”jawab Raja Xuryx.

“Lalu, apa yang harus kami lakukan untuk menghancurkan atau bahkan mencegah kekuatan itu untuk menghancurkan Bargoze?” tanya Ruziate gusar.

“Begini, saya mengetahui ada seseorang yang mungkin dapat membantu Yang Mulia. Dia bernama Dizkey, dia berumur 8 abad, tidak jauh dari umur Yang Mulia, jika Yang Mulia berkenan, saya akan memanggil Dizkey untuk membantu Yang Mulia. Bagaimana?”tanya Raja Xuryx.

“Baiklah, jika memang itu adalah tawaran dari Raja Xuryx. Yang saya tahu, Raja Xuryx pasti akan memikirkan pilihan yang terbaik. Terima Kasih”jawab Ruziate.


-*-

“Jadi, apakah anda yang bernama Dizkey?”tanya Ruziate kepada lelaki bertubuh tegap, berhidung mancung dan berambut kehitaman dengan janggut yang dicukur rapi.

“Benar Yang Mulia. Sungguh suatu kehormatan tersendiri bagi saya, dua orang pewaris tahta Negeri Alam
Atas, Bargoze, meminta pertolongan kepada saya yang hanya rakyat biasa”sapa Dizkey sambil menundukkan kepala.

“Sudahlah, jangan terlalu merendah. Panggil saja kami Karliazee dan Ruziate, tidak perlu memanggil dengan embel-embel “Yang Mulia”. Lagi pula umur kita tidak jauh berberda”tukas Karliazee.

“Ok, cukup perkenalannya. Informasi apa yang anda ketahui mengenai kekuatan itu?”tanya Ruziate.

“Kekuatan itu berasal dari sebuah daerah di sekitar barat daya Negeri Alam Tengah yang bernama Hujis yang hanya dimiliki Gurboze. Kekuatan itu tidak dapat dimusnahkan, namun dapat disegel”jawab Dizkey.

“Apa anda tahu, benda apa yang dapat menyegel kekuatan itu?”tanya Karliazee penasaran.

“Sudah saya duga anda akan bertanya demikian. Ada satu benda dan memang hanya satu, yaitu Hizaet, kekuatan yang berasal dari Negeri Alam Bawah, yang dipegang oleh Raja Cusbin” jawab Dizkey menerangkan.

“Apa? Raja Cusbin? Apa tidak ada yang lain? Raja Cusbin adalah Raja yang paling tidak bisa diajak kerja sama!”sesal Ruziate.

“Tidak ada pilihan lain, hanya Hizaet” jawab Dizkey singkat.

-*-

Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Negeri Alam Bawah, dengan mengikutsertakan Dizkey. Mereka menganggap Dizkey akan banyak membantu sebab urusan benda-benda pusaka berkekuatan dahsyat dialah ahlinya.

“Kami ingin bertemu Raja Cusbin”terang Karliazee ketika mereka diahadang di depan istana Fuytre. Seketika itu pula Yuiop bersikap siaga menyadari ancaman dari penjaga istana.

“Anda siapa? Jangan asal saja kalau bicara” bentak pengawal yang menjaga pintu Istana.

“Kami dari Negeri Alam Atas, saya Karliazee dan yang ini Ruziate, adik saya. Kami adalah penguasa Negeri Alam Atas. Tolong sampaikan kepada Raja Cusbin kalau kami ingin melakukan perundingan”jawab Karliazee tegas.

“Baiklah, tunggu disini”seru pengawal itu dan ia langsung masuk ke Istana.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka diizinkan untuk masuk. Di sepanjang perjalanan menuju ruangan Raja Cusbin, terdengar banyak sekali teriakan serta tangisan dari makhluk-makhluk aneh atau makhluk biasa. Dari sekian banyak tangisan, ada satu tangisan yang begitu familiar di telinga Karliazee.

“Ruziate, dengar itu! Itu suara Bunda!! Iya, tak salah lagi, itu tangisan Bunda!?!” teriak Karliazee kepada Ruziate.

“Aku tidak mendengar apa-apa. Hanya Kakak yang bisa mendengar suara-suara tidak biasa. Kalau aku kan tidak bisa”jawab Ruziate enteng.

Mereka pun akhirnya telah sampai di ruangan Raja Cusbin.

“Ada perlu apa kalian datang ke sini?” tanya Raja Cusbin dengan galak. Dengan perwakan tinggi besar dan wajah yang buruk serta memegang tongkat yang berisi api abadi, Hizaet.

“Begini, kami membutuhkan Hizaet. Dapatkah anda memberikan benda itu kepada kami? Kami hanya membutuhkan segenggam Hizaet untuk menyelamatkan Negeri kami” jawab Riziate tenang.

“Apa? Hahaha, kalian membutuhkan Hizaet? Jadi kalian membutuhkan ini?” tanya Raja Cusbin sambil tertawa mengejek.

“Benar. Kami akan melakukan apapun asalkan anda mau menyerahkan benda tersebut!” jawab Karliazee.

“Apakah kalian yakin akan melakukan apa pun?”tanya Raja Cusbin memastikan.

“Benar!”tegas Ruziate.

“Kalau begitu aku ingin satu diantara rombongan kalian untuk hidup di Negeri ini. Mudah kan?”tanya Raja Cusbin dengan nada bicara meremehkan.

Karliazee dan Ruziate sesaat terdiam. Mereka berunding beberapa saat dengan telepati untuk memutuskan langkah apa yang harus mereka ambil.

“Jadi kalian mau atau tidak?!? Saya tidak punya banyak waktu untuk meladeni kalian!” bentak Raja Cusbin.

“Maaf, kami tidak bisa melakukan hal itu. Maaf telah mengganggu istirahat anda! Kami permisi”pamit Karliazee putus asa.

-*-

“Jadi begitu ceritanya. Sulit bagi kami berdua untuk menumbalkan salah satu diantara kalian. Mungkin memang kami tidak akan bisa menjadi pemimpin yang baik seperti Ayahanda”isak Karliazee menyesali.

“Sudahlah, tidak ada gunanya Kakak menangis. Tidak ada yang berubah. Lebih baik kita kembali ke Bargoze, kita pikirkan cara lain”ucap Ruziate lembut.

Siang itu pula, mereka memutuskan untuk pulang ke Bargoze. Menurut informasi yang dikirimkan Paragoze, rakyat telah diungsikan ke Douxe. Namun, rakyat yang telah terlanjur terkena kekuatan itu, yaitu berupa percikan cairan bening langsung menjadi zombie. Dizkey, memutuskan untuk pulang ke Negeri Alam Tengah dan berpisah dengan rombongan Bargoze.


-*-

Sesampainya di Bargoze, lahan pertanian telah porak-poranda. Bangunan penting pemerintahan ada yang hancur, namun ada pula yang masih kokoh berdiri. Sungguh, kekuatan itu sungguh amat dahsyat. Hanya lima hari rombongan itu meninggalkan Bargoze dan inilah hasilnya. Mereka pun langsung menuju Douxe untuk mencari perlindungan, karena hanya tempat itu yang terbebas dari segala kekuatan yang berasal di luar Bargoze.

“Maafkan kami wahai rakyat Bargoze! Kami tidak berhasil mendapat Hizaet. Mungkin, tidak ada jalan lain kecuali pasrah tinggal disini sampai semua berakhir”ucap Karliazee rilih dengan mata berkaca-kaca.
Sontak rakyat Bargoze tercengang dengan perkataan pemimpin mereka, Yang Mulia Karliazee.

“Apa-apan ini?! Yang Mulia, apa hanya ini yang Yang Mulia miliki? Apa hanya ini? Setahu saya, orang tua Yang Mulia tidak pernah mengatakan hal tersebut di saat-saat seperti ini! Kami saja masih percaya bahwa kami semua akan selamat dan hidup tenang dan damai kembali! Apakah seorang keturunan Raja Vutyr mudah berputus asa?!?!”tanya rakyat biasa yang berprofesi sebagai petani itu.

“Benar Kak! Kita disini untuk melindungi rakyat Bargoze. Jika memang yang harus ditumbalkan untuk disiksa adalah aku sendiri, aku bersedia Kak! Asalkan, rakyat kita selamat”ucap Ruziate tegas.

“Jangan! Kamu adalah adikku satu-satunya. Baiklah! Aku tahu kamu tidak akan merubah keputusanmu! Jika kamu memang berniat untuk hidup di sana, aku pun akan melakukan hal yang sama. Aku akan ikut denganmu!”ucap Karliazee sambil menghapus air matanya.

“Tapi, kaulah yang harus melanjutkan kepemimpinan ini! Kau harus tetap disini!” bantah Rizuate.

“Tidak! Susah dan senang kita lalui bersama, hidup dan mati pun kita lalui juga harus bersama! Aku ikut
denganmu!” tegas Karliazee dengan nada suara yang tinggi.

Secepat kilat, Ruziate berlari ke pintu Douxe dan berlari menjauhi Douxe dengan sebelumnya membacakan mantera agar tidak ada yang bisa keluar ataupun masuk selama 1 hari kecuali dirinya sendiri, seseorang yang membacakan mantera tersebut.


-*-

“Apa yang anda lakukan disini?”tanya Rizuate.

“Saya disini untuk menyerahkan ini. Ambillah!”perintah Raja Cusbin.

“Apa maksud anda? Mengambil Hizaet? Apa maksudnya semua ini?”tanya Rizuate tidak percaya.

“Seseorang bernama Dizkey yang mengaku suruhan dari Negeri Bargoze datang kepadaku untuk hidup di Negeriku”jawab Raja Cusbin.

“Apa? Dizkey?”tanya Ruziate tidak percaya.

“Saya tidak punya banyak waktu!! Anda segera ambil atau saya berubah pikiran” ucap Raja Cusbin tidak sabaran.

“Iya, saya ambil. Sampaikan terima kasih dari saya pribadi dan dari rakyat Bargoze. Terima Kasih” ucap Rizuate.

“Haha, kalau saya ingat, saya akan sampaikan”jawab Raja Cusbin sambil tersenyum mengejek. Lalu langsung meninggalkan Ruziate.


-*-

“Kakak, cepat! Kita harus cepat ke Hartius untuk mengambil Liuty! Dizkey telah mengorbankan dirinya untuk hidup di Negeri Alam Bawah!”terang Ruziate kepada Karliazee. Karliazee seolah tidak percaya dengan perkataan adiknya, namun Karliazee tidak balas bertanya.

Mereka pun segera mengambil kunci emas di Istana Bargoziz. Karliazee tidak sengaja melihat gumpalan benda berwarna putih menyerupai awan di halaman Istana. Namun ia tidak ambil pusing dengan benda aneh itu.

Lalu, mereka langsung menuju Hartius. Sesampainya di sebuah tanah kosong, Karliazee dengan segera membacakan mantera agar Hartius dapat terlihat oleh mereka. Mereka masuk ke Hartius dan diantar oleh Guzp dan juga Huzp. Mereka langsung mengambil kunci dan Ruziate langsung membacakan mantera, dan Liuty pun bersinar seperti biasa. Kali ini Karliazee yang membacakan mantera agar Liuty berhenti bersinar dan dapat mereka bawa ke puncak Istana Bargoziz untuk menyelamatkan Bargoze.

Setelah itu, mereka kembali ke Istana dan langsung terbang dengan naga peliharaan ke puncak Bargoziz yang tingginya mencapai puluhan kilometer. Mereka pun langsung melakukan hal yang telah diberitahu Dizkey sesaat sebelum mereka berdua menemui Raja Cusbin.

“Dengan izin Biruit, energi yang menguasi Negeri ini, kami selaku peguasa Negeri Bargoze memohon agar kekuatan jahat, Hujis yang bersemayam di Negeri kami kembali ke Negeri asalnya, Negeri Alam Tengah” teriak Ruziate setelah menyatukan Liuty dengan Hizaet.

Seketika itu, langit menjadi mendung, rakyat yang terinfeksi cairan Hujis langsung roboh dan mengeluarkan butiran air. Sebuah gumpalan putih menyerupai awan yang tadi dilihat Karliazee mengapung di udara dan semakin tinggi semakin besar, seakan-akan menghisap butiran air yang keluar dari tubuh masing-masing rakyat. Hingga pada tinggi maksimum, gumpalan itu berubah menjadi titik-titik air yang pastinya tidak berbahaya dan hanya meninggalkan bentuknya yang terakhir, yaitu sebuah batu mulia berwarna hitam yang langsung hilang dalam pandangan.

Kemudian langit menjadi terang kembali, Biruit pun kembali bersinar. Kakak beradik itu langsung turun ke balkon Istana dengan diantar naga. Sorak sorai dari rakyat Bargoze pun tak terelakkan. Perjalanan yang sangat melelahkan. Tiba-tiba, terlihat sebuah benda berwarna keemasan menuju ke arah Karliazee dan Ruziate. Seketika itu, mereka menghindar. Namun, benda itu tidak menunjukkan reaksi sampai benda itu membesar 10 kali lipat dan keluarlah orang-orang yang paling mereka rindukan, Raja dan Ratu Vutyr. Sontak mereka langsung memeluk Raja dan Ratu Vutyr.

Belakangan diketahui bahwa yang menyerang Bargoze 5 abad silam adalah Gurboze, pelaku yang sama dengan pelaku yang menanam Hujis di halaman Istana. Gurboze memiliki dendam pribadi dengan Raja Vutyr karena berhasil menaklukan hati Ratu Vutyr dan sekarang Gurboze telah tersegel beserta Hujis yang ia miliki.
Gurboze membawa Raja dan Ratu Vutyr ke Negeri Alam Bawah dan selama 5 abad lamanya mereka dikurung dan disiksa. Sedangkan Dizkey adalah pemimpin tertinggi Paragoze, bernama Polyz. Ia merubah bentuk fisik dirinya dan tinggal sementara di Negeri Alam Tengah untuk mencari informasi mengenai Guboze. Polyz sengaja menjadikan dirinya tumbal agar dapat menemui Raja dan Ratu Vutyr. Mereka melakukan perundingan dengan Raja Cusbin dengan imbalan sebuah benda pusaka bernama Fugre, benda yang dapat merubah wajah seseorang menjadi muda dan tampan. Namunmalang sekali nasib Polyz. Polyz harus tetap di sana sampai 10 abad lamanya.

Akhirnya Negeri Alam Atas, Bargoze kembali damai. Raja dan Ratu Vutyr bersama anak mereka, Yang Mulia Karliazee dan Yang Mulia Ruziate pun memerintah secara berdampingan.
               
-*-












0 komentar:

Posting Komentar